Tugas Keamanan Komputer

Daftar Nama Kelompok Tugas Keamanan Komputer Kelas 7SIC5

WARNING!

Beberapa hari belakangan ini, saya mengalamin maintenance di blog. Dimana blog tidak dapat dibuka. untuk sementara jika link ini mati, bisa langsung ke class7sic5.blogspot.com Thanks.

Edit Foto Online

Mau edit foto? Tapi gak punya software yang mendukung? cukup sekali klik kamu bisa edit foto via online disini.

JADWAL KULIAH

Jadwal Kuliah STMIK Trigunadharma Kelas Transfer 7SIC5

Diskusi Yuk...

Gak bosem cuma liat-liat doang? yuk diskusi di laman postingan kita, sama-sama pintar,sama-sama cepat tamat deh.

Tampilkan postingan dengan label Matematika Diskrit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Matematika Diskrit. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Desember 2013

Matematika Diskrit - Matrik

Apakah yang dimaksud dengan Matriks ?
Kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam baris dan kolom yang membentuk suatu persegi panjang, serta termuat diantara sepasang tanda kurung.

NOTASI MATRIKS
qNama matriks menggunakan huruf besar
qAnggota-anggota matriks dapat berupa huruf kecil maupun angka
qDigunakan kurung biasa atau kurung siku
qOrdo matriks atau ukuran matriks merupakan banyaknya baris (garis horizontal) dan banyaknya kolom (garis vertikal) yang terdapat dalam matriks tersebut. 

Matematika Distrik - Fungsi

Fungsi

1. Misalkan A dan B himpunan.
•Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B.
•Jika f adalah fungsi dari A ke B  kita menuliskan
  f : A ® B
  yang artinya f memetakan A ke B.
A disebut daerah asal (domain) dari f dan
  B disebut daerah hasil (codomain) dari f.
•Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi
Kita menuliskan f(a) = b
  Jika elemen a di dalam A dihubungkan dengan elemen b di dalam B.
Jika f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a dan a dinamakan pra-bayangan 
(pre-image) dari b.
Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut jelajah (range) dari f. Perhatikan
  bahwa jelajah dari f adalah himpunan bagian (mungkin proper subset) dari B
Fungsi adalah relasi yang khusus:
  Tiap elemen di dalam himpunan A harus digunakan oleh prosedur atau kaidah yang 
    mendefinisikan f.
  Frasadihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam Bberarti bahwa jika (a, b) Î f dan
    (a, c) Î f, maka b = c.

Kamis, 28 November 2013

Matematika Diskrit - Relasi



1. Pendahuluan
Himpunan A dan B
Relasi antara himpunan A dan B merupakan
himpunan yang berisi pasangan berurut yang
mengikuti aturan tertentu.
 
=>> Relasi biner R antara himpunan A dan B     adalah merupakan himpunan bagian dari   A × B
                     atau

                       R ⊆ (A × B). 

  2. Notasi relasi biner
   a R b atau (a, b) ∈ R
  =>> a dihubungankan dengan b oleh R.
   
  a R b atau (a, b) ∉ R
  =>> a tidak dihubungkan dengan b oleh   
  relasi R.
  Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.

3. Sifat Relasi
A. Refleksif (reflexive)
  (a, a) ∈ R untuk setiap a A
    =>> refleksif
 
  jika ada a A sedemikian sehingga (a, a) ∉ R =>>  tidak refleksif

B. Simetri (symmetric) dan Anti Simetri (antisymmetric)
Ø(a, b) ∈ R, untuk setiap a, b A, maka (b, a) ∈ R
    =>> simetri
Ø(a, b) ∈ R sementara itu (b, a) ∉ R
  =>>  tidak simetri
Øuntuk setiap a, b A, (a, b) ∈ R dan (b, a) ∈ R berlaku hanya jika a = b
  =>>  anti simetri
Øistilah simetri dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus
C. Transitif (transitive)
   Defenisi :
  Relasi R pada himpunan A disebut transitif atau menghantar
  Jika (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ R,
  maka (a, c) ∈ R,
  untuk a, b, c A
4. Cara Penyajian Relasi
A. Penyajian Relasi dengan Matriks
 
  Relasi antara A = {a1, a2, …, am} dan
  B = {b1, b2, …, bn}

B. Penyajian Relasi dengan Graf Berarah
  Hanya untuk merepresentasikan relasi pada suatu himpunan (bukan antara dua himpuanan)
  Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex)
 
  tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)
    Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b
 
  Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
 
  Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop.

C. Penyajian Relasi dengan Diagram Panah
    Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}.
    Jika kita definisikan relasi R dari A ke B
    dengan aturan :
    (a, b) ∈ R jika a faktor prima dari b
    maka relasi tersebut dapat digambarkan
    dengan diagram panah.

D. Penyajian Relasi berupa Pasangan Berurut
   Contoh :
   Relasi pada diagram panah dapat
   dinyatakan dalam
   bentuk pasangan berurut, yaitu :
   R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15)}

E. Penyajian Relasi dengan Tabel
Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal,
sedangkan kolom kedua menyatakan daerah
hasil.
Relasi “pada” yang dijelaskan pada bagian
Diagram panah dapat sebagai berikut :
Tabel Relasi faktor prima dari

5. Relasi Ekivalen dan Relasi Terurut
  Relasi ekivalen jika relasi tersebut refleksif, simetri dan transitif
  dua unsur yang berelasi ekivalen disebut equivalent.

6. Relasi Inversi
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R–1, adalah relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh
  R–1 = {(b, a) | (a, b) Î R }

Kamis, 21 November 2013

Matematika Diskrit - Himpunan II



Hukum-hukum Aljabar Himpunan
1.Hukum identitas
  1. A U Ø = A
  2. A ∩ B = A
2.  Hukum null / dominasi
  1. A ∩ Ø = Ø
  2. A U U = U
3  Hukum komplemen
  1. A U AC = U
  2. A ∩ AC = Ø
4.  Hukum Idempoten
  1. A U A = A
  2. A ∩ A = A
  Hukum involusi
  (A) = A
  2. A ∩ B = A
6.  Hukum penyerapan (absorpsi)
  1. A U (A ∩ B) = A
  2. A ∩ (A U B) = A
7.  Hukum komutatif
  1. A U B = B U A
  2. A ∩ B = B ∩ A
8.  Hukum Asosiatif
  1. A U (B U C) = (A U B) U C

  2. A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
9.  Hukum distributif
  A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ (A U C) 
  A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C) 
10.  Hukum De Morgan
  1. A ∩ B = A U B
  2. A U B = A ∩ B
11.  Hukum 0/1 (atau hukum komplemen 2)
  1. Ø = U
  2. U = Ø

Dualitas dari hukum-hukum aljabar himpunan
1.Hukum identitas
  A U Ø = A  dualitasnya : A ∩ U = A
2.  Hukum null / dominasi
  A ∩ Ø = Ø  dualitasnya : A U U = U
3  Hukum komplemen
  A U AC = U  dualitasnya : A ∩ A  C = Ø
4.  Hukum Idempoten
  A U A = A  dualitasnya : A ∩ A = A
5.  Hukum penyerapan (absorpsi)
  A U (A ∩ B) = A  dualitasnya : A ∩ (A U B) = A
6.  Hukum komutatif 
  A U B = B U A   dualitasnya : A ∩ B = B ∩ A
7.  Hukum Asosiatif
  A U (B U C) = (A U B) U C  
  dualnya adalah :
  A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
8.  Hukum distributif
  A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ (A U C)
  dualnya adalah : 
  A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C) 
9.  Hukum De Morgan
  A U B = A ∩ B
  dualnya adalah
  A ∩ B = A U B
10.  Hukum 0/1 (atau hukum komplemen 2)
  Ø = U dualnya adalah U = Ø